Kualitas dari Lingkngan kerja yang Positif


Peter Warr (1999) mereview tentang penelitian kepuasan kerja dan mengklasifikasikan elemen mayor dari lingkungan kerja merupakan determinan dari bekerja. Elemen-elemen tesebut adalah:
1. Opportunity for personal control. Pekerja membutuhkan kepastian kerja, kebebasan, otonomi, partisipasi dalam membuat keputusan, dan determinasi diri dalam bekerja.
2. Opportunity for skill use. Kebutuhan kompetensi adalah satu dari tiga hal yang paling mendasar dari kebtuhan manusia.
3. Reasonable externally generated goals. Kepuasan kerja diasosiasikan dengan adanya tujuan yang jelas yang dapat menstimulasi kondisi kerja yag menantang.
4. Variety. Ketertarikan terhadap bidang kerja dan tersedianya kesempatan untuk belajar hal yang baru merupakan hal yang penting dalam bekerja
5. Environmental clarity. Satu hal penting adalah kejelasan umpan balik atau bagaimana individu dapat menjelaskan tugas, pekerjaan, kekhawatiran, dan tujuan didalam organisasi/ perusahaan.
6. Availability of money. Bekerja diasosiasikan dengan gaji yang mereka terima.
7. Physical security. Berkenaan dengan kondisi yang bagus dalam bekerja, keamanan, dan alat kerja yang memadai.
8. Supportive supervision. Hal ini berhbungan dengan menejemen yang supportif dan kepemimpinan yang efektif.
9. Opportunity for interpersonal contact. Poin 8 dan 9 merupakn hal yang penting dalam bekerja, seperti hubungan sosial dalam kerja. Karena hal ini dapat menjadi sumber semangat, pengakuan, validasi, dan penghargaan sosial lainnya.
10. Valued socil position. Setatus sosial sangat penting bagi banyak orang dan perasaan ini dapat menjadi motivasi untuk bekerja lebih baik lagi.
Lingkungan kerja yang sehat
Turner dan kawan-kawan (2002) menyatakan bahwa lingkungan kerja dapat dirubah berdasarkan kebutuhan supaya pekerja dapat merasakan kepuasan dan bahkan dukungan didalam melakukan pekerjaan mereka. Analisa ini didasari oleh tiga poin utama:
Work redesign
Turner dan kawan-kawan (2002) percaya bahwa ketika variasi kemampuan, identitas tugas, dan tingkat kesulitan tugas terstruktur untuk memberikan lingkungan kerja yang sehat, maka ada tiga keadaan psikologi yang dipupuk: proses kerja terasa lebih bermakna, adanya rasa tanggung jawab terhadap hasil kerja, dan muncul pengetahuan baru mengenai proses pencapaian hasil. Ada beberapa asumsi mengapa mendesain ulang kerja sangat berguna. Pertama, kontrol kerja dan umpan balik yang memadai dan mendukung sangat penting untuk meningkatkan kepuasan kerja. Kedua, kepuasan kerja juga ditentukan oleh jelasnya jalur komunikasi. Artinya, ada kejelasan kepada siapa karyawan harus melapor ketika menemukan kesulitan. Ketiga, lingkungan kerja yang mendukung kepuasan kerja harus mempertimbangkan beban kerja yang manusiawi karena jika karyawan dibebani dengan beban tugas yang berlebihan, maka karyawan tersebut akan mengalami deteriorasi fisik dan mempunyai suasana hati yang buruk.
Teams and work groups
Pengaruh positif dari kerja kelompok telah dibuktikan didalam riset dan dalam lingkungan kerja yang sebenarnya. Salah satu keuntungan dari kerja kelompok adalah bahwa kelompok dapat memberikan networking dan pertemanan. Selain itu, kelompok dapat dijadikan tempat untuk mencari bantuan ketika mengalami kesulitan didalam pekerjaannya dan sumber informasi. Hampir setiap anggota kelompok merasakan keuntungan ketika telah tercipta rasa kesatuan diantara anggota.
Transformational leadership
Transformational leadership (kepemimpinan transformational) merupaka gaya kepemimpinan dimana supervisor, manager dan karyawan lain saling membantu didalam menciptakan suasana kerja yang mempunyai visi atau misi untuk mengedepankan organisasi. Riset mampu menunjukan bahwa kepemimpinan Transformational ini mampu meningkatkan kepuasan kerja, meningkatkan persepsi positif karyawan terhadap pimpinan dan meningkatkan loyalitas karyawan kepada organisasi.
Pada umumnya orang akan menjadi lebih puas dengan pekerjaan yang tidak menimbulkan stres kerja yang berarti, dimana pekerjaan tersebut memungkinkan untuk mengalami tantangan, kesempatan untuk belajar skil baru dan mempunyai kebebasan untuk mencari solusi terhadap suatu permasalahan. Dengan kata lain, bagi banyak orang saat ini, gaji tinggi bukan lagi menjadi alasan utama untuk menerima pekerjaan karena saat ini banyak orang lebih mempertimbangkan kenyamanan dan kepuasan didalam bekerja.

Guru B. Inggris Bodor

Pagi itu, Pak Zaki, guru Bahasa Inggris baru, di salah satu SMK, agak tergesa masuk ke kelas, di hari pertamanya. Ketika baru sampai di dekat pintu....Mbeeeek!.........(sorak hampir siswa)
Selamat Pagi, kambing-kambing!(dengan tenangnya)Hari ini adalah awal kita akan belajar bersama di kelas, dan perkenalkan nama saya Hudzaifah Muhammad adz Zakiy...detail tentang saya bisa kalian lihat di blog pribadi saya http://geoserba.co.cc.Baiklah,kita langsung saja pada materi perkenalan kita..yakni bahasa Inggris di SMK....Bahasa Inggris di SMK berbeda....(berhenti,sejenak)
Maaf Pak!(seorang siswa menyela penjelasan Pak Zaki)..ehm..jaman gini Bapak kok memakai jenggot?"
Ya, karena ini sunnah fitrah para Nabi.Dan orang-orang yang mengikut Nabi,para Sahabat R.anhum, para tabi''in , tabi'ut tabi'iin, dan orang ahli ilmu dan mujahadah zaman dulu" (jelas Pak Zaki)
Tapi, sekarang kan zaman modern? itu kan dulu?,Pak?
Agama adalah fitrah, begitupun sunnah fitrah para nabi..dan fitrah tidak pernah berubah ilaa hari akhir..seperti halnya fitrahnya orang makan dengan mulut,mendengar dengan telinga,mengecap dengan lidah, melihat dengan mata...apa karena modern, maka kalian mendengar dengan mulut?
Tapi,Pak..banyak terorist berjenggot?(sanggah seorang siswa)
Ya..betul sebagian.Apa kalau ada seorang anak yang pakai celana abu-abu baju dia pakai seragam SMK yang ketahuan mencuri..lalu kita bisa menuduh semua yang pakai seragam begitu adalah pencuri?Jadi..para terorist itu oknum Muslim berjenggot yang agamanya tidak benar, ya Pak?(Hari menyimpulkan)
Ya tidak mesti begitu,...pada dasarnya mungkin dia memahami kalau memakai jenggot itu sunnah nabi, tapi di satu sisi dia memahami sebagian dari unsur agama agak salah karena dipengaruhi oleh emosi,dendam,dan frustasi melihat begitu banyak negara atau orang-orang Muslim dizalimi...dan berkesimpulan hanya dengan jalan terisme mereka bisa membalas kezaliman mereka..(berguman sejenak)..baiklah kita mulai materi kita saja...kalau ada yang masih penasaran bisa kita diskusi di luar jam pelajaran, OkeY?Yes...Sir, I will(hampir serempak

Kisah

Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan isenangi teman dan tetangganya.
Pygmaliondikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.* Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata, “Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini.”* Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, “Kikir betul orang itu.” Tetapi Pygmalion berkata, “Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu”.* Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, “Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya.”
Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.
Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.
Kawan-kawan Pygmalion berkata, “Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu.”
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.