Foto








BEKASI SIMPAN POTENSI

SIAPA sangka kalau Kab. Bekasi yang sudah berumur 59 tahun ini ternyata menyimpan banyak potensi. Dari kepopulerannya sebagai kabupaten yang mempunyai kawasan indutri terbesar di Indonesia hingga potensi sumber daya alamnya.
Bahkan, menurut data Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kab. Bekasi, transaksi finansial bisa mencapai Rp 450 triliun per tahun. Tentu saja hal itu tidak lepas dari tujuh kawasan industri yang ada di wilayah Kab. Bekasi.
"Sekitar 80% investasi di Jawa Barat berasal dari Kabupaten Bekasi. Tentu saja ini merupakan kontribusi bagi propinsi dari potensi yang dimiliki. Bahkan, perputaran uang di Kabupaten Bekasi tiga kali lipat daripada perputaran uang di Batam, sebagai tempat yang disebut-sebut mempunyai perputaran uang tinggi," kata Kepala Bappeda Kab. Bekasi, Jamary Tarigan.
Menurut Tarigan, selain telah digunakan untuk tujuh kawasan industri yang mempunyai sekitar 3.000 industri, potensi lahan untuk mendirikan kawasan pun masih terbuka lebar. Pasalnya, sebanyak tujuh kawasan industri tersebut masih menggunakan sekitar 40% atau sekitar 7.000 hektare lahan yang disediakan untuk pengembangan kawasan industri. "Jadi masih banyak lahan yang bisa dijadikan kawasan industri. Tentu saja disesuaikan dengan rencana pengembangan wilayah yang kami susun," ujar Tarigan.
Meski begitu, Tarigan tidak menampik jika kurangnya pembangunan infrastruktur menjadi salah satu kendala. "Namun, kami sudah melakukan pengembangan pembangunan infrastruktur jalan yang menghubungkan kawasan industri dengan jalan umum, rencana pembangunan flyover, dan rencana pembangunan pelabuhan internasional," kata Tarigan.
Misalnya, lanjut dia, pembangunan flyover yang direncanakan akan dibangun tahun 2010, adalah di Tambun dan Cibitung. "Pembangunan akan dilaksanakan awal tahun depan karena hingga saat ini pemkab sedang melakukan survei. Untuk tahap pertama, akan dibangun flyover di Tambun, agar kemacetan bisa dikurangi sehingga lalu lintas barang dan manusia tidak terganggu," ujar Tarigan.
Sementara itu, pembangunan pelabuhan internasional menurut rencana akan dibangun di Kec. Tarumajaya dengan luas lahan 500 hektare. Realisasinya pada pertengahan tahun ini, dan kini tinggal menunggu izin dari Menteri Perhubungan.
Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim) Kab. Bekasi, Porkas Pardamaian H., mengatakan pihaknya menargetkan proses pembangunan akan selesai pada tahun 2011. Namun, untuk merealisasikan pelabuhan tersebut ada beberapa tahapan yang harus dilalui.
Menurut Porkas, hingga kini Pemkab Bekasi telah memenuhi sejumlah persyaratan administrasi. "Pelabuhan internasional tersebut akan memiliki kedalaman laut 21 meter dan memiliki kegunaan selain untuk pelabuhan internasional. Kami juga berencana menjadikannya sebagai lahan bisnis kargo," ucap Porkas.
Lebih lanjut, Porkas menjelaskan pembangunan pelabuhan internasional itu dilakukan oleh pihak swasta (kontraktor) dan berdasarkan kesepakatan, pelabuhan itu nantinya akan dikelola oleh swasta selama 30 tahun sebelum diserahkan kepada pemerintah.
Hal senada dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Bekasi, Dadang Mulyadi. Menurut Dadang, adanya kawasan industri tentu saja mendatangkan banyak keuntungan bagi Kab. Bekasi, tidak hanya dari sektor pajak yang secara otomatis menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun juga dampak sosial yang dapat membawa efek postif bagi masyarakat sekitar.
"Dengan adanya kawasan industri, ekonomi masyarakat tumbuh. Selain itu, investasi di bidang pariwisata juga tumbuh, sebagai multiefek dari pengembangan kawasan industri," kata Dadang.
Oleh karena itu, untuk tahun-tahun mendatang pembangunan kawasan industri masih menjadi salah satu prioritas yang akan dikembangkan oleh Pemkab Bekasi. Demi mempercepat pembangunan, lanjut Dadang, kemudahan izin, penyediaan fasilitas, dan jaminan keamanan usaha telah dilakukan.
Tidak hanya industri, Kab. Bekasi juga ternyata masih menyimpan banyak potensi alam, dan salah satunya adalah gas alam. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas alam tersebut, Pemkab Bekasi membentuk badan usaha, yaitu PT Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM Persero) yang merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). "Sedikit banyak, PAD kami juga terdongkrak dari BBWM," kata Dadang.
Kegiatan usaha yang dilakukan PT BBWM bergerak di bidang infrastruktur, minyak dan gas, serta Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Dari kegiatan pengilangan gas, Pemkab Bekasi meraup sedikitnya Rp 6,5 miliar pada tahun 2007, dan meningkat di tahun 2008. "Diharapkan, pendapatan dari gas bumi akan meningkatkan PAD Pemkab Bekasi pada tahun-tahun berikutnya," ujar Dadang.
Dari sisi PAD, Kepala Dinas Pendapatan, Pengolahan Keuangan, dan Aset, Uju menuturkan, target pendapatan Kab. Bekasi tahun 2009 sekitar Rp 100 miliar dari pajak PBB industri, Sementara itu, untuk gas alam yang dikelola oleh BUMD Kab. Bekasi, sekitar Rp 26 miliar.
"Selain itu, dari gas industri, pajak penggunaan energi listrik yang dikelola swasta untuk industri-industri juga menambah PAD sekitar Rp 26 miliar, dana perimbangan pajak sekitar Rp 360 miliar. Sedangkan, untuk kekayaan alam termasuk di antaranya gas alam, kami mendapat dana perimbangan sebesar lebih dari 26 miliar," ungkap Uju. (Wilujeng Kharisma/"PR")***
http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=92591

Pengumuman Cpns Depag 2009

Pengumuman hasi ujian tertulis CPNS DEPAG 2009 yang di jadwalkan 28 Nopember 2009 ternyata hanya berita biasa. Nyatanya pada tanggal tersebut pengumumman yang banyak diharapkan oleh para peserta tes tidak kunjung ada juga. Akan banyak pertanyaan pada departemen ini karena dahulu banyak pemberitaan jelek mengenai korupsi.

DI JUAL


Harga Rp. 55.000,- kompas ini sedah dipakai selama 5 tahun
Masih banyak barang baru lainnya. silahkan kontak saya........

Bangunan Pembuat Bata (LIO)

Ratusan lio berjejer di dataran dengan kemiringan 0 derajat. Bahkan ada yang di atas bukit-bukit, bangunan itu mengepulkan asap dari hasil pembakaran kayu untuk mengeringkan tanah yang telah dicetak sebelumnya, berbentuk persegi. Karena jumlah projek pembangunan perumahan berbahan bata merah di daerah bekasi lah yang membuat para pembuat batu bata merah ini bertahan. Perumahan KSB dan Mutiara adalah dua dari beberapa perumahan baru yang di bangun di kawasan ini. Perumahan yang belum begitu banyak di rehab ini membuat para pengusaha akan menghasilkan banyak pesanan nantinya.

Proses pembuatan bata merah diawali dari pengadukan tanah dengan huut (bubuk sekam) atau biasa disebut ngaluluh. Untuk membuat 20 ribu potong bata merah dibutuhkan campuran tanah liat dengan dua puluh karung (400 kg) sekam. Setelah itu campuran tersebut dipancong (diinjak-injak). Tahap selanjutnya adalah pencetakan. Pada tahap ini bahan bata merah dicetak pada sebuah cetakan berukuran 20x10x5 cm. Kemudian dipegangkeun (ditata secara berjajar) supaya kering. Proses ini membutuhkan waktu cukup lama. "Mun cuacana keur alus mah 3 minggu ge garing. Tapi mun usum hujan jiga ayeuna mah bisa dua bulanan (Jika cuaca sedang bagus tiga minggu juga kering. Akan tetapi, jika musim hujan seperti sekarang bisa dua bulanan)," kata Oyib (45), salah satu pembuat bata merah. Setelah kering bata-bata tersebut dibersihkan untuk kemudian dipanggang di lio agar matang, kuat, dan siap pakai.

Selain memakan waktu yang cukup lama, produksi bata merah ini juga menghabiskan banyak biaya seperti ongkos ngaluluh dan mancong Rp 30,00 per bata dan mencetak sebesar Rp 15,00 per bata. Biaya untuk membuat 10 ribu bata besar sekali. Bayar untuk buruh mengaduk, menggilas, dan mencetak saja sudah Rp 500.000,00. untuk pemilik lahan memberi sebanyak 1.500 bata. Belum bubuk sekam 150 karung dikalikan Rp 4.000,00. tidak ada untungnya).

Bahan baku utama berupa tanah lempung banyak dijumpai di kawasan ini dan setiap harinya digali oleh ratusan perajin bata, memang banyak tapi kemungkinan nanti jumlahnya semakin menipis. Ketergantungan terhadap cuaca juga sangat memengaruhi pembuatan bata merah. Saat kemarau, pengeringan bata dapat berlangsung cepat. Namun, saat hujan butuh waktu cukup lama untuk mengeringkan bata merah.

Industri bata merah sudah bernapas beberapa dekade. Menghidupi ribuan warga di daerah Bekasi tersebut.